Sejarah & Latar Belakang

Sejarah & Latar Belakang

Sejarah

UPN Veteran Jawa Timur didirikan oleh para Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di kota Surabaya pada tanggal 5 Juli 1959 dan pada tanggal 6 Oktober 2014 berdasarkan Peraturan Presiden No: 122 Tahun 2014 UPN Veteran Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Saat ini, UPN Veteran Jawa Timur  memiliki 7 Fakultas (Fakultas Pertanian, Teknik & Sains, Ekonomi & Bisnis,  Ilmu Sosial & Ilmu Budaya, Arsitektur & Disain, Hukum, dan Ilmu Komputer) yang terdiri dari 29 program studi (prodi) S1 dan 5 prodi S2, dan 1 prodi S3. Gambar 1.1 menunjukkan perjalanan sejarah UPNVJT sejak 1959 hingga saat ini.

Pendirian Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jawa Timur sejatinya sudah dimulai awal tahun 2019 sejak periode pertama kepemimpinan Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT, IPU. (2018-2022),  dengan tekad menjadikan UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai PTN yang 3M (Maju, Mandiri dan Modern).  Target tersebut diwujudkan dengan membuka 15 program studi baru termasuk Program Studi Pendidikan Dokter.

Tujuan pembukaan program studi Pendidikan Kedokteran ini sebagai sumbangsih Kampus Bela Negara UPN Veteran Jatim dalam menyiapkan dokter-dokter terbaik yang siap mengabdi untuk bangsa dan negara dimanapun di seluruh wilayah NKRI dalam rangka turut berpartisipasi aktif untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia.

Program studi Pendidikan Dokter di UPN Veteran Jatim selain disiapkan menjadi Program Studi Unggulan, juga menjadi Program Studi Unggul. Sebagai bentuk komitmen tersebut, saat ini dibangun Gedung Twin Tower 12 lantai yang terdapat fasilitas 14 laboratorium kedokteran modern, termasuk Skill Lab dan 200 unit komputer CBT serta fasilitas pendukung proses belajar mengajar lainnya.

Dengan dukungan dosen terbaik bergelar guru besar, doktor, dokter pre-klinis dan dokter spesialis sebanyak 53 orang saat ini serta 16 laboran yang berpengalaman, serta dukungan Rumah Sakit Umum Probolinggo,  Rumah Sakit Haji Surabaya, Rumah Sakit Soewandi Surabaya, Rumah Sakit Umum Pamekasan, Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, Rumah Sakit Sidoarjo Barat (Krian), dan Rumah Sakit Jiwa Lawang beserta dokter-dokter RS yang berpengalaman sehingga mahasiswa memperoleh kemudahan dalam mengembangkan profesinya.

Pendirian FK UPN Veteran Jawa Timur dilandaskan pada keinginan untuk memenuhi dan berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan utamanya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga dokter di Indonesia yang masih kurang yang memiliki keunggulan kegawatdaruratan dalam kebencanaan. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa kebutuhan dokter di Jawa Timur masih perlu ditingkatkan.

Latar Belakang

Indonesia salah satu negara yang sering kali mengalami bencana sehingga disebut “Supermaket of Disaster”. Menurut laporan Centre for Research on the Epidemiology of Disasters (CRED) (2016), Indonesia adalah salah satu negara yang menduduki 10 paling banyak mengalami bencana (urutan ke 7 yang mengakibatkan kematian) di atas negara Amerika Serikat. Penyebab gempa dan gunung meletus (geofisik) dan banjir (hidrologis) yang paling banyak dialami di Indonesia. Berbeda dengan negara tetangga Filipina, faktor cuaca (meteorologis) lebih banyak dijumpai.

Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai dengan Oktober 2022 telah terjadi 2.860 peristiwa bencana alam di Indonesia, dengan jumlah korban yang terdampak 3.593.497 orang. Sebanyak 3.592.471 orang atau 99,97% dari total korban terdampak kini berstatus menderita dan mengungsi. Kemudian sebanyak 813 orang dilaporkan mengalami luka-luka, 184 orang meninggal dunia, dan 29 orang hilang.

Upaya penanggulangan bencana memerlukan banyak sumber daya manusia (SDM) dari berbagai sektor profesional, termasuk dokter. Saat ini kebutuhan dokter di Indonesia masih di bawah standar yang ditetapkan oleh World Health Organizations (WHO), yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 270 juta jiwa, maka kebutuhan dokter sekitar 270 ribu. Namun hingga kini jumlah dokter baru tersedia 140 ribu. Di Jawa Timur pada tahun 2022, dengan jumlah penduduk sebesar 41.062.800 jiwa dan jumlah dokter yang ada saat ini 13.166 pun masih kekurangan dokter sebanyak 26.897. Ketersediaan dokter ini tentunya sangat berkaitan dengan pilar transformasi dalam bidang kesehatan, baik dari jumlah, kualitas maupun distribusinya yang harus lebih ditingkatkan mengingat akibat bencana dapat mengenai berbagai sudut kehidupan, bukan hanya masalah kesehatan. Selain itu, dalam mengurangi risiko bencana, diperlukan upaya-upaya yang komprehensif dan lintas sektoral tergantung pada tahapannya, apakah sebelum atau sesudah terjadinya bencana. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antar profesi untuk mengurangi risiko dan dampak negatif terjadinya bencana.

Bencana alam dan bencana karena ulah manusia, termasuk serangan terorisme, dapat terjadi dan memerlukan tenaga dokter. Sering sekali dokter diminta untuk memimpin upaya pertolongan pertama di daerah mereka bekerja hingga bantuan lain datang, atau bahkan harus bekerja untuk mengatasi berbagai dampak medis dan psikologis beberapa waktu pasca bencana. Namun demikian, sebagian besar dokter belum pernah mendapatkan pendidikan secara formal dalam bidang ini. Padahal, tanpa pendidikan, pengalaman dan pelatihan, tidak mungkin seorang dokter dapat melaksanakan tugas ini dengan baik.

Kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan pasca bencana secara efektif tentunya memerlukan tindakan terpadu dan terencana serta didukung SDM berpengalaman yang dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya pada situasi kritis dan darurat. Terlepas dari latar belakang profesi mereka, pendidikan bagi SDM yang bertugas pada situasi bencana harus didasari pengalaman untuk menangani situasi dalam krisis, kesesuaian dengan profesi yang dimiliki, dan kompetensi lintas bidang keilmuan. Meskipun demikian, dokter yang berhadapan dengan situasi krisis akibat bencana sering kali kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk bekerja secara efektif pada kondisi bencana yang penuh tekanan.

Sebagai tenaga sarjana terdepan yang sering kali menjadi tumpuan dalam membantu korban bencana, pendidikan dokter di Indonesia pun perlu disiagakan untuk menghadapi bencana. Kurikulum Fakultas Kedokteran tidak hanya mencakup kompetensi kedokteran bencana dari sudut pandang kesehatan masyarakat, yaitu mengutamakan pencegahan dengan membangun ketahanan individu, keluarga dan masyarakat terhadap bencana dan kedaruratan kemanusiaan lainnya, namun juga perlu mencakup cara komunikasi dan bekerja sama dengan profesi lain. Sehingga nantinya diharapkan dokter dapat dididik dengan kurikulum yang berbasis kompetensi dalam menghadapi bencana dan krisis kemanusiaan lainnya. Academic Health System (AHS) sebagai sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi juga berkomitmen untuk pemerataan penyebaran Dokter dan Dokter Spesialis di Indonesia antara Rumah Sakit Pendidikan, Institusi Pendidikan Profesi Kesehatan, Lembaga Riset dan wahana pendidikan.

Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur merupakan sebuah perguruan tinggi negeri yang berada di Surabaya, berdiri sejak tanggal 1 April 1966, sesuai Surat Keputusan Menteri Urusan Veteran Dan Demobilisasi RI No 133/Kpts/1966, ini didirikan oleh para veteran perang pejuang kemerdekaan Indonesia sebagai bentuk monumen hidup yang bertujuan untuk mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia khususnya perguruan tinggi. Pada 6 Oktober 2014, dan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2014 tentang Pendirian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur disahkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pada tahun 2016, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur berhasil memperoleh Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dengan predikat A dan berhasil mempertahankan predikat tersebut sampai sekarang. Hingga saat ini UPN Veteran Jawa Timur memiliki 7 Fakultas (Fakultas Pertanian, Teknik, Ekonomi & Bisnis,  Ilmu Sosial & Politik, Arsitektur & Disain, Hukum, dan Ilmu Komputer) dengan 33 Program studi, terdiri dari 13 Program Studi Terakreditasi Internasional, 4 Program Studi Terakreditasi Unggul, 8 Program Studi terakreditasi A, 2 Program Studi Terakreditasi Baik Sekali, 8 terakreditasi B, dan sisanya terakreditasi Baik.

Melihat situasi dan kondisi eksternal dan internal saat ini, UPN Veteran Jawa Timur berusaha untuk menginisiasi pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Program Profesi yang berpedoman pada UU Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran yang terdiri dari Pendidikan Akademik dan Pendidikan Profesi. UPN Veteran Jawa Timur sebagai perguruan tinggi berkarakter bela negara juga turut andil dalam menghasilkan lulusan dan membentuk dokter yang memiliki kompetensi di segala hal termasuk di dalam penanganan kegawatdaruratan dalam kebencanaan, tidak hanya di wilayah Jawa Timur, tetapi di seluruh wilayah Indonesia.